Translate

Jumat, 07 Juli 2017

Pesan Aneh Ditemukan Dalam Ledakan KUA Cilacap

Ledakan di depan kantor KUA Sidareja, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah, diduga disengaja. Hal itu diperkuat karena adanya selebaran dengan tulisan bernada kecewa terhadap seorang kiai di Cirebon.

Kapolres Cilacap, AKBP Yudho Hermanto mengatakan selain serpihan tabung gas, di lokasi kejadian juga terdapat selebaran yang intinya tidak setuju dengan ajaran yang diberikan seorang kiai. Namun Kiai tersebut bukan dari Cilacap, melainkan Cirebon.

"Ada tulisan-tulisan salah satunya protes terhadap kiai. Lucunya Kiai ini alamatnya di Cirebon," kata Yudho di Semarang, Rabu (5/7/2017)


"Intinya menyalahkan ajaran kiai yang tidak sesuai," imbuhnya.

Selain mencari pelaku yang meletakkan tabung gas, polisi juga menyelidiki motif pelaku dan mencari hubungan antara kiai asal Cirebon dengan lokasi kejadian.

"Kita cari ada kaitannya tidak dengan KUA itu," tandasnya.

Tim Labfor Polri memeriksa pesan yang ditemukan dalam peristiwa ledakan KUA Sidareja, Cilacap, Kamis (6/7/2017).



Dalam pesan yang ditinggalkan itu, pengirim menghujat seorang kiai bernama Kiai Sanadi. Selain itu, ia juga menghujat kiai dan para ulama, yang menurut dia tak sesuai dengan moral. Dalam pesan yang ditemukan di KUA Sidareja, terdapat pula gambar seseorang dengan atribut tertentu menunjuk ke gambar kemaluan seorang perempuan.
Pesan dalam kain itu juga menyinggung soal etika moral Islam yang dibumbui kata-kata cabul dalam bahasa jawa. Ada juga penyebutan kalimat tauhid yang ditulis dengan aksara Latin.

Menurut pengirim pesan Di dalam pesan itu,
Segala persoalan  harus dilaporkan dan diselesaikan oleh Kementerian Agama dan presiden. Pesan dalam kain itu juga menyinggung soal etika Islam yang dibumbui kata-kata cabul dalam Bahasa Jawa. Ada juga penyebutan kalimat tauhid yang ditulis dengan aksara latin.

Di dalam kain tersebut tertulis alamat Guwalor, Kalen Suda, RT 12/RW three, Gegesik, Cirebon.

Diberitakan sebelumnya, ledakan terjadi di depan kantor KUA Sidareja Cilacap sekitar pukul 03.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut namun kerusakan terjadi di beberapa bagian kantor KUA.

BACA JUGA :

Kapolres Cilacap, AKBP Yudho Hermanto mengatakan, tulisan dengan gaya yang mirip dengan pesan yang ada di lokasi ledakan Kantor Urusan Agama (KUA) pernah ditemukan di sebuah Masjid di Kecamatan Gandrungmangu di Cilacap pada 2015.

Berbeda dengan pesan yang ditinggalkan di lokasi ledakan KUA Cilacap yang terbuat dari kain, pesan serupa di masjid Gandrungmangu menggunakan media kertas ukuran A3, atau dalam bahasa masyarakat lokal, disebut kertas manila. Namun belum diperoleh detail isinya.

Kapolres Cilacap, AKBP Yudho Hermanto mengatakan Polres Cilacap telah berkoordinasi dengan kepolisian Cirebon untuk mengusut alamat itu. Ternyata, alamat itu tak terdapat di Cirebon. "Alamat itu fiktif, nggak ada," kata Yudho, di Sidareja, Kamis, 6 Juli 2017.

Dia juga memastikan, seorang ulama yang dihujat oleh pengirim pesan, bernama Kyai Sanadi juga palsu, alias tak ditemukan. "Nama itu juga tidak ada," ujarnya.

Meski begitu, kata Yudho, tak berarti pengirim pesan adalah pelaku ledakan KUA Sidareja. Sebab, pihaknya masih harus mendalami kasus tersebut antara lain dengan mengumpulkan barang bukti di lokasi, memeriksa sidik jari, saksi, dan CCTV di sekitar lokasi ledakan.

"Semuanya masih kita dalami. Jadi belum tentu juga harus seperti itu (berkaitan)," kata Yudho.

Ia menyatakan, bukti-bukti yang sudah dikumpulkan itu juga belum bisa menjadi kesimpulan untuk mengarahkan ke seorang pelaku atau sebuah kelompok. Penyelidikan yang dilakukan masih bersifat umum. "Penyelidikan masih international. Jadi belum mengarah kepada seseorang atau kelompok tertentu," ujarnya. Dalam penyelidikan itu, Yudho mengaku melibatkan Densus 88 untuk mengurai peristiwa ini. "Untuk mengetahui jejaring-jejaring," katanya.

Berdasarkan Hasil penyelidikan, Tim Labfor dari Polda Jawa Tengah menegaskan bahwa ledakan di Balai Nikah Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Sidareja, Kabupaten Cilacap, masuk dalam kategori low eksplosive.


Kapolres Cilacap, AKBP Yudho Hermanto mengatakan, radius ledakan sekitar 35 meter. Sedangkan suara yang menyentakkan warga di pagi buta itu kemungkinan terdengar sampai ratusan meter.

Yudho memastikan, sumber ledakan berasal dari gas LPG 3 kilogram atau gas melon. Dari hasil olah TKP (Tempat Kejadian Perkara), polisi tidak menemukan semacam kabel atau baterai yang biasanya digunakan sebagai hulu ledak atau detonator.

“Kemungkinan detonatornya manual, karena tidak ditemukan baterai atau kabel. Kami hanya menemukan serpihan obat nyamuk,” tuturnya, Kamis (6/7/2017).
Selain itu, Yudho mengungkapkan, Puslabfor tidak menemukan benda lain yang biasanya digunakan untuk memperkuat daya rusak seperti paku dan gotri.

“Murni pecahan tabung gas, tidak ada paku atau gotri. Bahan peledaknya juga belum tahu, kalau ada yang bilang bubuk mesiu itu belum dapat kami pastikan, harus ada pemeriksaan dari labfor,”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Profil Saya

Foto saya
Manado, Sulut, Indonesia